Hantu Bocil

Saat berbicara tentang rumah kosong Rizwan berceletuk tanya. Apakah ada hantu Bocil di sana? Dan kami sekeluarga tertawa serentak.

Hantu Bocil

Sore waktu itu terasa dingin, dan angin pun berhembus sedikit kencang. Membuat bulu-bulu berdiri dan suasana menjadi sedikit kurang enak.

Minggu ini adalah saat terakhir kami harus meninggalkan kediaman kami untuk berpindah kekontrakan baru. Sedangkan kontrakan baru adalah rumah kosong yang ditinggal selama satu tahun. Tapi keadaan rumah itu sangat tidak terawat. Walaupun kami senang karena rumah yang akan kami tempati dalah tempat yang besar.

Ketidak terawatan menjadikan harganya sangat miring. Tapi tugas kami adalah membereskan ketidak terawatannya dan sedikit memolesnya dengan cat. Di sela-sela membersihkan rumah kosong itu mencul di benak kami akan adanya hantu di rumah itu. 

Dan disela-sela pembicaraan hantu di rumah kosong tiba-tiba si Rizwan berceletuk tanya. Apakah ada hantu Bocil di sana? Dan kami sekeluarga tertawa serentak.

Tapi lanjut deh dengan pikiran kami hal yang menyiksa bukan hantu yang telah tinggal di rumah itu. Pasti deh sebelum memasuki rumah akan kami persilahkan mereka untuk segera keluar. Karena yang membayar adalah kami bukan mereka.

Walaupun ada nih pengalaman si kakak Ghaida dipanggil nenek-nenek tidak dikenal di lantai dua di kontrakan sebelumnya, tidak menjadikannya kapok. Malah pangilan mamaknya yang dia anggap mengganggu. Padahal itu panggilan untuk membuatnya tidak bermalasan.

Malah salah satu hal yang menyiksa bagi kami salah satunya adalah WC yang mampet. Itu kalau tidak ketahuan sebelumnya adalah tanggungan yang harus diurus oleh yang punya rumah. Tapi jika itu ada di pertengahan pasti yang kontrak juga merasakan bagaimana ribetnya nahan hajat yang ingin segera keluar.